Jumat, 02 November 2012

Penyebab dan Pencegah Kram


Doktersehat.com -  Kram dan kesemutan kerap muncul tiba-tiba tanpa Anda sadari penyebabnya. Menurut dokter Boy Zaghul Zaini, kram merupakan kontraksi tiba-tiba, singkat, yang sakit sekali pada otot atau kelompok otot. Kram justru sering terjadi pada orang yang sehat, khususnya selama atau setelah olahraga yang keras.
Kram dan kesemutan pada kaki juga sering muncul saat tidur atau duduk dalam satu posisi yang terlalu lama. Kebanyakan orang memilih untuk menggerakkan kaki atau memijat kaki untuk menghilangkannya. Kesemutan pada kaki dapat berasal dari banyak penyebab, termasuk penyakit, diet, dan faktor lingkungan.
Untuk mengetahui lebih jauh apa saja yang dapat memicu kram dan kesemutan, berikut adalah ulasannya:

1. Hormon

Gangguan pada tingkat hormon dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki dan ankle(pergelangan kaki), yang memicu tekanan pada saraf. Pembengkakan juga mengganggu aliran darah ke otot, yang menyebabkan kram dari penumpukan asam laktat dan buruknya oksigenasi.
2.  Nutrisi
Kalsium merupakan jenis mineral penting yang dibutuhkan untuk kontraksi otot dan transmisi syaraf. Kekurangan kalsium bisa menyebabkan kram otot dan kesemutan, tetapi mungkin juga menandakan masalah gagal ginjal, kekurangan vitamin D dan hipoparatiroidisme (penurunan fungsi kelenjar paratiroid).
3. Cedera
Kesemutan dan kram akibat trauma kompresi saraf dapat terjadi setelah seseorang mengalami kecelakaan cedera tulang belakang atau patah kaki. Bekas luka di sekitar saraf dan arthritis pada tulang belakang atau kaki dapat memicu sensasi abnormal dan kejang otot setahun kemudian.

4. Rheumaotid arthritis

Menurut Merck Medical Library, rheumatoid arthritis dari pergelangan kaki dapat menyebabkan tarsal tuneel syndrome. Tekanan dari dekatnya pembengkakan akan memicu kesemutan di kaki. Usahakan agar kaki Anda tetap terangkat ke atas untuk meringankan gejala. Tetapi pada beberapa kasus kronis, dokter mungkin akan menyarankan operasi.

5. Sirkulasi

Neuropati Diabetes merupakan salah satu komplikasi diabetes dengan gejala rasa kebas atau baal pada kaki atau tungkai yang dapat menyebabkan kesemutan dan kram pada kaki. Keluhan ini disebabkan adanya kerusakan pada sistem saraf perifer karena kadar gula darah yang tidak terkontrol. Penyakit dan infeksi yang menyebabkan peradangan pembuluh darah (disebut vasculitis) memicu pembentukan jaringan parut di pembuluh darah, mengganggu sirkulasi dan menyebabkan kesemutan dan kram pada otot-otot ekstremitas bawah.
Sering kali kram kaki terjadi pada malam hari dan sangat menyakitkan. Kram biasanya berlangsung kurang dari satu menit, tetapi bisa juga lebih dari 15 menit. Berikut langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegah kram kaki.
1. Minumlah 8 gelas air putih setiap hari
Hal ini tidak hanya mencegah dehidrasi, tetapi juga mengurangi kemungkinan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Jumlah cairan yang cukup di dalam tubuh harus dijaga, baik sebelum maupun sesudah beraktivitas berat atau berolahraga.
2. Latihan teratur
Peregangan kaki secara teratur pada siang hari akan membuat otot rileks dan mencegah kram. Jika kaki kram terjadi pada malam hari, regangkan kaki Anda secara lembut. Hal ini akan membantu merangsang aliran darah di kaki.
3. Meningkatkan asupan kalium dan kalsium
Kedua mineral itu penting untuk membantu mengolah cairan di dalam tubuh. Konsumsi makanan kaya kalium, seperti pisang, unggas, dan ikan. Penuhi kalsium dengan mengonsumsi yogurt rendah lemak atau susu bebas lemak.
4. Kenakan alas kaki yang tepat dengan sol yang mendukung tubuh dengan baik
 Alas kaki atau sepatu berhak tinggi sebaiknya dihindari.
5. Mandi air hangat sebelum tidur
Hal ini akan mengendurkan otot-otot di kaki dan mengurangi kemungkinan kram.
6. Penggunaan selimut tebal
Selimut tebal dapat memberi tekanan pada kaki. Dalam udara dingin, kenakan kaos kaki supaya lebih hangat.
Dari berbagai sumber ( ini juga aku Copas dari http://doktersehat.com )

Kamis, 01 November 2012

Langkah-Langkah Merawat dan Mendidik Bayi [balita]

Photobucket
Created By Ade Setiawan
Bagi seorang ibu untuk merawat bayi tidaklah mudah. Banyak cara yang diturunkan dari generasi sebelumnya yang tidak perlu digunakan, contohnya dengan membungkus bayi (dibedong). Cara merawat bayi tersebut sangat disalahkan oleh para ahli kesehatan, dikarenakan akan memperlambat pertumbuhan gerak dan motorik si bayi. Tetapi kadang langkah-langkah merawat bayi secara turun temurun juga ada baiknya juga, dengan melakukan bedong/membungkus bayi itu setelah mandi akan memebrikan kehangatan kepada si bayi tersebut. Untuk mendapatkan cara dan Langkah-langkah merawat bayi serta balita anda yang baik, silahkan anda menbaca seterusnya

Perkembangan kemampuan motorik anak dalam setahun pertama usianya memang sangat pesat dan terkesan tidak beraturan, namun sebenarnya hal ini terjadi berurutan. Perkembangan biasanya dimulai dari kepala hingga kaki. Bagian kepala dan lengan berkembang lebih dulu ketimbang kaki. Ada pula bayi yang bisa mengkontrol bagian tengah tubuhnya terlebih dulu baru ia bisa menggerakkan jari tangan dan kakinya sesuai perintah. Berikut adalah beberapa titik penting perkembangan motorik anak dari kepala hingga jari kaki, serta saran untuk membantu perkembangan bayi:

1. Kendali kepala
Salah satu hal yang penting untuk diketahui orangtua baru adalah cara menyangga kepala bayi, karena bayi belum bisa menyangga kepalanya sendiri hingga usianya 3 bulan.
* Saat otot lehernya sudah menguat, ia akan bisa melakukan semacam push up kecil, dengan mengangkat kepala dan dadanya menjauh dari lantai atau kasur.
* Di usia sekitar 7 bulanan, si bayi akan sudah memiliki kontrol penuh terhadap lehernya, serta sudah bisa menjaga stabil dalam waktu cukup lama sambil duduk di pangkuan atau diangkat.

Tips melatihnya:
- Letakkan bayi sambil menelungkup di lantai. Lakukan ini beberapa kali dalam sehari.
- Pancing si bayi untuk mengangkat kepalanya. Letakkan kaca besar yang tak mudah pecah di hadapannya atau foto dirinya dalam ukuran besar di hadapannya, atau ikut menelungkup di hadapannya.

2. Menggapai dan menggenggam
Kebanyakan balita akan mulai melambai atau memukul benda di usia kisaran 3 bulan, dan reflek yang makin terbentuk.
- Di usia 5-6 bulan, anak Anda seharusnya sudah bisa memerhatikan suatu obyek dan mulai menggapainya.
- Di usia 8-9 bulan, saat bayi sudah belajar menggenggam dengan ibu jari dan jari telunjuk, ia sudah bisa mulai memungut benda-benda kecil, seperti remahan kue, dan barang-barang lain yang berceceran di lantai, seperti kotoran atau debu. Ia akan tergoda untuk mencicipi apa pun yang bisa ia pungut.

Tips melatihnya:
- Pasang tempat tidur gym untuk bayi. Ini akan membantu si anak untuk memukul obyek di atas kepalanya. Untuk keamanan, segera bongkar tempat tidur gym ini ketika si bayi sudah bisa duduk.
- Saat bayi telentang pada lantai, ayunkan obyek di atas kepalanya dengan jarak sekitar 3-8 inci agar ia bisa memukul benda tersebut.
- Untuk membantu bayi 4 bulan Anda menggenggam barang, berikan mainan bunyi-bunyian untuk digenggam. Barang-barang yang membuat bunyi-bunyian saat digoyang-goyangkan, atau memiliki tekstur untuk dikunyah, bisa membantunya berlatih menggenggam.
- Letakkan beberapa mainan dalam daya raihnya. Biarkan ia menggenggam barang-barang saat ia menelungkup di lantai.

3. Berguling
Dalam proses untuk mengkontrol kepalanya, memutar tubuh sendiri adalah sebuah titik penting yang ditunggu para orangtua.
- Di usia 5-6 bulan, bayi Anda akan bisa memutar tubuhnya ke satu arah, antara dari punggung ke perut, atau dari perut ke punggung.
- Kemungkinan, ia belum bisa kembali ke posisi semula setelah berhasil memutar sekali hingga usianya 7 bulanan.

Tips melatihnya:
- Berikan ruang yang cukup luas dan kesempatan untuk berlatih. Lantai adalah lokasi yang tepat untuk melatihnya.
- Puji si bayi, bicara padanya dan ajarkan terus saat ia berlatih memutar tubuhnya.
- Pegang barang yang menarik, seperti permainan bunyi-bunyian atau kaca bayi dekatnya. Ini akan menarik perhatiannya dan menggodanya untuk memutar tubuh untuk melihat.

4. Duduk
Saat bayi sudah bisa berguling, kemampuan untuk duduk adalah langkah berikutnya. Bayi memiliki cara pandang yang berbeda saat ia belajar duduk. Jadi, ini juga akan menjadi sebuah pengalaman baru untuk orangtua.
- Saat usianya sekitar 4 bulanan, bayi sudah bisa duduk ketika dibantu.
- Di usia 6 bulanan, bayi Anda kemungkinan sudah bisa duduk di bangku tinggi, dan kadang, beberapa bayi sudah bisa duduk sendiri sebelum ia berusia 1 tahun.

Tips melatihnya:
- Pangku si bayi sambil menghadap ke luar. Perut dan kaki Anda bisa menjadi sandarannya.
- Biarkan bayi duduk disanggah bantal berbentuk U.

5. Merangkak dan berjalan
Antara usia 8-13 bulan, bayi Anda akan mencapai sebuah proses belajar berjalan tersendat-sendat. Para orangtua seringkali melihat proses merangkak dan berjalan sebagai puncak pembelajaran anak. Namun perlu diingat, bahwa perkembangan setiap anak itu berbeda-beda. Konsultasikan dengan dokter anak jika Anda merasa si kecil belum bisa berjalan dengan baik pada usia yang seharusnya ia sudah bisa berjalan. Pola anak berjalan umumnya adalah:
- Pertama, ia akan belajar mengangkat tubuhnya dengan cara merangkak. Bertumpu pada tangan dan lututnya.
- Kemudian, ia akan mengayun tubuhnya ke depan dan ke belakang.
- Ia akan berusaha dalam beragam cara untuk bergerak, menggeliat, mendorong tubuh saat terduduk, bahkan bergerak seperti berenang di lantai.
- Setelah beberapa bulan, Anda akan melihat ia akan mulai belajar merangkak dengan benar.
- Tak semua bayi merangkak dengan cara yang sama. Faktanya, banyak pula anak yang tidak merangkak dan minta digenggam orangtua saat berjalan. Ada pula yang melakukan gaya jalan seperti beruang, dan banyak gaya lainnya. Apa pun gaya yang dipilih anak Anda, tahapan ini memberikannya kebebasan dan kesempatan untuk mengeksplorasi.

Tips melatihnya:
- Main “petak umpet”. Ini menjadi permainan menyenangkan untuk bayi yang sedang belajar bergerak. Dekati si bayi sambil berkata, “Mama akan tangkap kamu…” Lalu merangkak menjauh, agar ia kembali mengejar. Cobalah bersembunyi di balik furnitur untuk “mencari” Anda.
- Ciptakan alur penuh rintangan. Isilah ruang mainnya di lantai dengan barang-barang yang bisa ia gunakan untuk merangkak naik, atau mengolong, namun pastikan keadaan aman untuknya.



Dikutip dari http://www.ibudanbalita.com